Saturday, March 14, 2009

EKSPEDISI SUSUR PANTAI UJUNG KULON – ANYER


AWAL PERJALANAN
Persiapan untuk menghadapi Ekspedisi Susur pantai ini sudah dilaksanakan jauh – jauh hari sebelumnya, berminggu – minggu kami ditempa baik fisik maupun mental, begitu juga kesiapan kami dalam pengenalan medan serta navigasi, lima hari dalam seminggu kami di tempa dalam Training Center (TC) selama ± 2 bulan, sejalan dengan berlangsungnya TC kami juga disibukkan oleh segala perijinan yang harus segera di selesaikan baik itu dari REKTOR UNJANI, POLRES cimahi,dan BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON.
Tim Ekspedisi Susur Pantai Bharawana diketuai oleh Valentina ‘GANIS’ beranggotakan Hamdan ‘UPIS’ Patra Alam serta tim pendukung Yuyus ‘PURBA’ Sunandar. Menurut perkiraaan sebelumnya, target yang akan ditempuh akan memakan waktu kurang lebih 11 hari terhitung tanggal 04 Oktober 2008 s/d 14 Oktober 2008 tetapi pada kenyataanya kami menyelesaikan ekspedisi ini pada tanggal 15 Oktober 2008. Jum’at tanggal 3 Oktober 2008 pukul 24.00 WIB Tim berangkat menuju terminal leuwipanjang Bandung. Kami tiba pukul 09.30 di legon pakis.

Selesai melakukan pengecekan kami pun bersiap menuju ketempat kami start yaitu pantai cibunar. Pukul 13.00 WIB kami memuali perjalanan meski pada siang hari itu panas matahari terasa sangat panas. Setelah kurang lebih 1 jam kami berjalan kamipun bertemu muara yang lumayan lebar dan dalam disana terdapat jembatan gantung yang sudah rapuh kayu – kayunya. Kami melewati jembatan gantung dengan menambahkan bentangan tali sebagi pegangan.
Sekitar 20 menit perjalanan kami menemukan muara lagi daerah ini keadaannya sudah berupa rawa – rawa tapi tidak terlalu dalam disini kami berjalan menyusuri muara untuk mencari bagian yang agak dangkal dan akhirnya kami menemukannya kedalamannya hanya selutut orang dewasa.
Saat di legon pakis kami diberi tahu oleh petugasnya bahwa ada dua buah pos di karang ranjang dan salah satunya lumayan bagus kami pun mencari pos tersebut ke dekat pantai dan akhirnya kami menemukan pos tersebut memang posnya agak kecil tapi cukup nyaman dan aman untuk ditempati. Disana tim beristirahat sambil memasak dan menikmati keindahan pantai selatan.tidak beberapa lama kemudian haripun mulai gelap dan langit mulai mendung disana angin bertiup sangat kencang.saat itu kami mendirikan tenda, meskipun agak susah karena angin bertiup sangat besar jadi sedikit menyulitkan kami tetapi akhirnya selesai juga.
JALAN MASIH PANJANG
Tanggal 05 Oktober 2008 kami bangun dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan kami ke Cibunar, setelah packing dan membersihkan pos penjagaan kami do’a bersama. Jam 07.30 WIB kami berangkat dari karang ranjang. Langit mulai mendung dan hujan turun dengan deras kami bergegas mengambil ponco dan mengamankan barang – barang. Hambatan datang kembali, yang tadinya pantai pasir menghampar kini telah habis terkikis oleh ombak dan kini menjadi tebing karang yang tersisa, kami memutuskan menaiki tebing untuk sedikit melambung kedalam tetapi cukup sulit untuk menembusnya karena tebingnya ditumbuhi oleh pohon pandan duri yang sangat besar – besar dan sangat rapat ditambah pohon rotan yang merambat kesana kemari, kamipun terpaksa mengeluarkan golok untuk menebas daun – daunnya karena daunnya tajam tajam tak jarang kami tertusuk oleh durinya. Tak lama kami menemukan jalan setapak lalu kami ikuti sesudah itu terdapat jalan bercabang kami langsung mengambil jalan yang menuju pantai, saat menuju pantai kami cukup kaget karena tidak ada pantai pasir dan yang ada hanya tebing karang yang terus menerus diterpa oleh ombak, kamipun sedikit berhati – hati karena takut tergelincir.
Tak lama kemudian kami tiba juga di daerah cibandawoh dengan hamparan pasir pantai yang sangat luas. Persediaan air kami mulai menipis karena terakhir kami mengisi air yaitu di legon pakis karena di karang ranjang kami tidak menemukan air tawar. Kami pun sedikit memange air. Pukul 13.30 WIB kami berhenti kembali di dekat muara Cikeusik yang sangat besar disana kami melakukan long break. Kami bertemu dengan seorang peziarah bernama adeng yang tujuannya sama yaitu daerah cibunar. Kami mengobrol – ngobrol ternyata dia itu sering sekali melewati pantai ini karena dia sering berziarah ke sanghyang sirah. Pukul 14.00 WIB sambil berpamitan kepada kang Adeng kami langsung melanjutkan perjalanan kembali.
Sekitar pukul 16.00 kami tiba di muara Citandahan dan kami berhenti sejenak saat berhenti kamipun disusul oleh kang Adeng. Pukul 17.30 kami tiba di padang rumput sebelum cibunar. Setelah 5 menit kami beristirahat kami meneruskan perjalannan kembali tetapi baru beberapa langkah berjalan kami melihat sekelompok banteng liar kami sempat terhenti dan melihatnya dulu tetapi bantengnya ketakutan sehingga dia pergi kedalam rimbunan pohon. Pukul 18.00 kami tiba di pos cibunar.
BERANGKAT DARI TITIK START
Pagi – pagi sekitar jam 05.30 tanggal 6 Oktober 2008 seperti biasa sebelum berangkat kami berdoa bersama, karena cibunar merupakan tempat awal dari rencana Ekspedisi. Kami berjalan tidak melewati pantai karena jalannya sangat sulit dilewati, berupa tebing – tebing yang langsung berhadapan dengan ombak. Kami melambung mendaki gunung paying. Keadaan hutannya sangat lebat dan pohonnya sangat besar. Sekitar pukul 13.00 kami tiba di puncak kami beristirahat dulu dan mengaktifkan telpon memberi kabar ke basecamp BHARAWANA.
Sesudah beristirahat sekitar 15 menit kami langsung melanjutkan perjalanan kembali. Pukul 16.00 kami tiba di sanghyang sirah, kami langsung kepantai melihat keindahan ujung barat pulau jawa ini, disini anginnya sangat kencang sampai – sampai jika berjalan tersasa ada yang mendorong.
Kami beristirahat disebuah gubuk tempat kang Adeng dan ternyata disana itu masih ada dua orang temannya yang sudah berada di sana selama ± 2 -3 bulan disana kami disambut dengan baik, kami sedikit mengobrol dan bertanya – Tanya, ternyata tempat ini adalah tampat keramat dan sering digunakan untuk bertapa, disana terdapat beberapa gua yang biasa digunakan untuk para peziarah bertapa.
Esok paginya pukul 07.50 kami berangkat dan pamit kepada kang adeng dan teman – temannya. Perjalanan kami pada hari ini dihadapkan dengan jalur batu – batu karang yang sangat besar besar sehingga kami agak sulit untuk melangkah dan harus hati hati karena banyak batu karang yang licin – licin tapi terkadang kami menemukan daerah pasir pantai tetapi hanya sedikit sedikit, tetapi lama kelamaan daerah pasir pantaipun semakin luas hanya disayangkan pergerakan kami malah semakin terhambat karena pasirnya tidak mengendap, setelah sekitar dua jam kita berjalan hambatan pun malah semakin banyak jalur yang kami lewati terhalang oleh tebing yang tinggi dan curam,kami mencoba untuk menaiki tebing tersebut tetapi saat dicoba semakin kesana tebing semakin curam. Kamipun memutuskan untuk melambung masuk kedalam hutan dan menaiki bukit tersebut. Haripun mulai sore kamipun mepercepat perjalanan hingga sampai di daerah Ciramea pada pukul 17.25 WIB. Kami mendirikan tenda, memasak dan beristirahat.
MENGGANTI KETERLAMBATAN
Keesokan paginya pukul 05.30 tanggal 08 Oktober 2008 kami mempersiapkan diri untuk mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan. Karena target kami molor terus maka perjalanan kami pun semakin dipercepat untuk menganti target yang tidak tercapai. Diperjalanan kami melihat beberapa sungai yang kering, perjalan hari ini kami menemukan kembali tebing tetapi tidak terlalu sulit untuk dilewati hanya saja kita harus hati - hati saat melewatinya karena ombak yang sangat besar bisa saja menerjang kalau tidak hati – hati dan bukan hanya itu karena tingginya dan jalur yang dilewati naik turun maka jika kita terpeleset akan jatuh ke laut atau terhantam batu yang tajam – tajam.
Kami tiba di tanjung layar bertemu dengan seorang petugas pengontrolan perahu. Kami beristirahat dipos pengontrolan. Terdapat 2 buah mercusuar tetapi hanya satu yang berfungsi karena yang satunya sudah tua termakan usia. Yang berjaga dipos ini adalah 5 orang tetapi karena saat itu masih suasana lebaran jadi hanya terdapat dua orang petugas saja karena 3 orang lainnya sedang merayakan lebaran bersama keluarganya.
Pukul 15.30 kami tiba di CiDaon sebelum kami tiba kami melewati muara Cikuya dan Ciujungkulon, hari ini kami memutuskan untuk beristirahat di cidaon. Terdapat pos yang kosong dan terdapat sebuah dermaga untuk memudahkan perahu membawa penumpang yang akan menyebrang ke pulau peucang tetapi saat kami kesana keadaan masih sangat sepi karena masih suasana lebaran , dari kejauhan kami melihat perahu nelayan yang sedang mencari ikan. Suasana disini sangat tenang karena karena lautnya diapit oleh dua pulau yaitu pulau peucang dan semenanjung ujung kulon. Dari sini kami dapat melihat pulau panaitan.
KEONG UNTUK MAKAN MALAM
Tanggal 9 Oktober 2008 kami mulai mempersiapkan diri kembali untuk melanjutkan perjalanan. Pukul 07.25 WIB kami berjalan menyusuri pantai, melewati muara Citerjun yang sedang surut sehingga kedalamannya hanya setengah lutut. Haripun mulai panas dan kami melewati pantai pasir kamipun memutuskan untuk beristirahat disana, karena kebetulan disana terdapat mata air yang besar. Kami makan siang dahulu setelah 30 menit beristirahat kami melanjutkan perjalanan pada pukul 13.00 WIB
Jalan yang kami lewati masih pantai pasir tapi lama kelamaan kembali terumbu karang yang sudah mati, kami sempat terhenti sejenak untuk mengambil keong untuk kami makan. Pukul 16.00 kamipun tiba di tanjung alang –alang disana terdapat sebuah mercusuar yang sudah rusak. Hari ini kami mengakhiri perjalanan disini. Disana kami beristirahat berhubung tadi saat diperjalanan kami mengambil keong maka kami membersihkan nya dan mulai memasaknya setelah selesai makan kami mulai beristirahat.
PENUH RINTANGAN ALAM
Kesokan harinya tanggal 10 Oktober 2008 sekitar pukul 06.00 kami di hebohkan oleh penyu yang sangat besar, yang akan kembali ke pantai. pukul 08.00 WIB kami berjalan menyusuri pantai karang yang agak sulit di lewati karena pohon tumbang yang menjorok kelaut dan ombak yang lumayan besar yang menghantam kaki kami. Di perjalanan kami melihat tugu badak yang berada diatas karang yang hamper habis terkikis oleh ombak. Setelah sekitar 2 jam kami berjalan kamipun tiba di Citelang, kami melewati muara Citelang yang lumayan dalam dan disana ada pos penjagaan.
Sesampainya di tamanjaya kami langsung pergi ke pos penjagaan tetapi tidak ada siapa – siapa kamipun bertanya kepada warga siapa yang menjaga pos ditamanjaya lalu mereka menunjukan rumah penjaga itu, sesudah tiba disana kami bertemu dengan penjaga posnya dia bernama pak Ade, kamipun beristirahat dirumahnya sambil mengobrol lalu membersihkan badan kami.
Pukul 14.45 WIB perjalanan kami lanjutkan. Cuaca terasa panas sekali, baru setengah jam perjalanan kami sudah dihadapkan dengan muara yang cukup dalam kami pun memutuskan untuk melambung saja kamipun melewati 2 muara sekaligus cipaniis dan cibaruduk, Sekitar pukul 17.30 kami tiba di rumah bpk. Lurah pulung kami pun meminta izin untuk bermalam di sana dan mereka pun menyambut dengan baik ,disana kami mengobrol lalu beristirahat untuk memulihkan tubuh yang sudah sangat kelelahan.
Sabtu 11 Oktober 2008 kami berpamitan. Perjalananpun dimulai menuju pantai terlebih dahulu setelah sampai kami langsung menyusuri pesisir pantai disini kami banyak menemui muara yang lumayan lebar dan dalam tapi untungnya ada jembatan yang tidak jauh dari pantai jalan yang kami lewati berupa pantai pasir dan terumbu karang yang sudah mati pergerakan kami cukup cepat tetapi karena sering melewati jalur terumbu karang maka kamipun cepat lelah dan membuat kaki kami sakit sekali.
Tak lama kemudian kamipun tiba di daerah sumur keadaan disana pantainya kotor sekali banyak sampah berserakan dan banyak sekali kotoran – kotoran manusia hingga membuat kami hati – hati untuk berjalan disana merupakan desa nelayan. Terdapat tambak – tambak ikan dan pulau wisata yang terkenal diseberangnya yaitu pulau umang. Pukul 13.30 WIB beristirahat di kantor polisi air, berbicang – bincang sejenak , dan meminta air karena persediaan airpun mulai berkurang dan tepat didepan kantor polisi ini terdapat sebuah dermaga untuk biasanya sering digunakan untuk menyeberangkan wisatawan kepulau umang. Pukul 14.00 WIB kami melanjutkan perjalanan.
Jalur yang kami lewati hari ini tidak terlalu sulit hanya saja banyak muara yang membuat kami harus melambung tapi ada juga muara yang agak dangkal jadi kami tidak perlu melambung. Kamipun kembali melewati perkampungan nelayan yaitu kampung camara saat kami melewati perkampungan itu kebetulan warga – warganya sedang bersiap - siap naik perahu untuk pergi kelaut mencari ikan, biasanya mereka mencari ikan 5 sampai 7 hari baru mereka pulang ke pesisir lagi. Pukul 17.30 WIB kami menuju sebuah kampung kalapa koneng, disana kami beristirahat dan kami disambut dan dijamu dengan baik, oleh pak Jana dan Istrinya. Keadaan disana masih belum terjangkau listrik, jadi di satu kampung hanya beberapa kepala keluarga saja yang mempunyai Genset dan hanya menjelang malam saja baru mereka nyalakan.
Dulu, kata mereka disini warganya banyak tapi karena wabah malaria menyerang sehingga mereka mengungsi dan sekarang krang lebih 50 kepala keluarga. haripun mulai menjelang malam. Sebelum beristirahat kami membersihkan diri dan laporan dahulu kepada ketua RT setempat dan melakukan komunikasi ke base camp Bharawana.
LAGI-LAGI TEBING
Minggu pukul 06.00 tanggal 12 Oktober 2008 kami bersiap – siap dan tidak lupa untuk packing peralatan dan pukul 07.30 kami berpamitan dan berdo’a lalu berangngkat, mereka memberi bekal kepada kami. Sekitar 5 km sekitar daerah batu hideung kami harus menaiki bukut batu yang lumayan tinggi sehingga membuat kami harus hati – hati menaikinya, setelah turun kami dan berjalan di pantai kami bertemu dengan orang yang sedang membakar ikan hasil tangkapan mereka,
kami mengalami hambatan lagi perjalanan terhalangi oleh tebing, sehingga kami harus menaiki tebing itu dengan berpegangan di akar puhon yang besar setelah sampai diatas kami langsung mencari jalan untuk turun jalan pun kami temukan tetapi harus hati – hati menuruninya karena agak curam dan licin. Setelah dari situ perjalanan agak enak di perjalanan kami melewati sebuah perkampungan tapi kami tidak mampir disana. Tak jauh dari perkampungan kami mendapat hambatan kembali jalan pantai terhalangi oleh tebing dan tebingnyapun susah untuk dilewati tetapi untungnya disana ada jalan yang cukup untuk 1 mobil jadi kami melambung melewati jalan tersebut jalannya agak menenjak dan setelah melewati jalan yang menurun kami melihat pantai dan langsung kembali kepantai disana pantainya berupa terumbu karang yang sudah mati dan banyak orang yang sedang mengambil keong dan kerang. Ttapi setelah itu jlannya kembali pantai pasir kembali saat melewatinya disana kebetulan banyak sekali orang yang sedang bermain dipantai kami baru ingaat hari ini adalah hari minggu jadi banyak orang yang sedang berlibur saat lewat di depan mereka pandangan mereka tertuju pada kami, perjalanan pun terus kami lakukan berhubung hari sudah siang dan perut kamipun sudah keroncongan maka kami mencari tempat yang teduh untuk beristirahat dan makan siang pada pukul 12.30 WIB dan perjalanan kami lanjutkan sekitar pukul 13.00.
Kami melewati pantai wisata tanjunglesung disana ramai sekali, setelah melewati pantai wisata kmi melewati padang ilalang disana kami dikagetkan dungan suara tembakan dan teriakan orang – orang yang ternyata mereka sedang berburu babi. Tak lama kemudian suara halilintar mulai tak lama turunlah hujan kami bergegas dan menemukan sebuah rumah gubuk kamipun ikut beristirahat disana karena hujan dan halilintarnya sangat besar.
Setelah agak reda, kami meneruskan kembali perjalanan. Sekitar pukul 18.00 WIB kami menemukan perkampungan dan kami disana berencana beristirahat dirumah bapak RT, saat kerumahnya kebetulan hanya ada istrinya saja karena pak RT nya sedang pergi, kamipun dipersilahkan masuk dan tak lama kemudian pak Samsudin (RT) pun datang kami mengobrol dan meminta izin untuk bermalam. Kami di jamu oleh makanan yang sudah disiapkan. Kampung ini bernama kampung bunar, kami laporan ke basecamp dan berhubung hari sudah malam kamipun langsung beristirahat.
MENJELANG FINISH
Senin 13 Oktober 2008 sebelum berangkat kami disediakan goreng singkong dan air teh manis oleh istri pak Samsudin kamipun makan bersama Pak RT sesudah itu kami berpamitan dan sebelum perjalanan dimulai seperti biasa tidak lupa kami berdo’a semoga perjalanan kami pada hari ini berjalan dengan lancer, kamipun kembali menuju pantai dan mulai menyusurimya tak lama kami berjalan hambatan sudah datang kembali tebing yang menjorok kepantai memaksa kami untuk melambung kembali kejalan raya sampai jalan menuju pantai terlihat kembali kamipun langsung kembali kepantai tak jauh dari itu kami melihat perkampungan nelayan saat kami melewatinya semua orang sedang sibuk dengan pekerjaanya ada yang membersihkan jaring, membetulkan kapal mencari cacing, dan memotong bambu. Setelah melewati perkampungan itu kami dihadapkan dengan muara cijedang kami meleweatinya melalui jembatan dan kembali kepantai melewati bukit kecil, perjalanan pun terus berlanjut di sepanjang perjalanan kami melewati perkampungan nelayan dan ada pula resort dan beberapa muara besar seperti citereup, cisekeut, ciseleuhhideung dan ciseleuh hideung leutik sehingga membuat kami melambung untuk menyebranginya. pukul 12.30 WIB kami istirahat dan memasak untuk makan siang setelah selesai kami melanjutkan perjalanan disepanjang perjalanan banyak terdapat tambak – tambak ikan.
Disepanjang pantai kami banyak melihat orang – orang yang sedang memancing dipinggir pantai, hari pun mulai sore kami pun segera mencari perkampungan, kami sempat bertanya kepada orang yang sedang memancing katanya sekitar 1 jam perjalanan kami akan menemukan perkampungan katanya jika kita menemukan jalan bekas mobil maka kita disuruh mengikutinya, dan setelah lama berjalan akhirnya kami menemukan jalan itu dan lalu kamipun mengikutinya dan akhirnya kami menemukan sebuah rumah disana kami menanyakan rumah pak RT dan kamipun diantarkan oleh salah seorang dari mereka kerumah pak RT. Akhirnya kami sampai dirumah RT yang bernama marwanto kami pun disambut dengan baik kamipun meminta izin untuk bermalam ditempatnya dan diapun mengizinkannya kami pun bisa beristirahat disana, kami di sediakan makanan setelah selesai makan kami mengganti pakaian kami yang kotor, lau mengobrol – ngobrol dengan mereka kampung ini bernama Tegal papak desa Sinar Mulya dan sambil melaporkan keberadaan kami ke basecamp. Haripun sudah malam kami segera beristirahat karena keadaan kamipun sudah sangat lelah tubuh kami terasa sangat pegal.
RINTANGAN MENJELANG ETAPE AKHIR
Selasa tanggal 14 OKtober 2008 sebelum berangkat kami disediakan segelas the hangat dan Roti dan makanan ringan lain oleh istrinya Pak RT . pukul 07.30 WIB menuju pantai kembaliperjalanan dipantai sama saja dari hari kehari kami hanya mendengar deburan ombak dan pepohonan sehingga kadang membuat kami bosan dan jenuh, tak lama kamipun sudah di hadapkan kembali dengan muara yang besar yaitu Kalibama menurut cerita pak RT tadi bahwa sungai ini kini dibuat dua cabang dan cabang yang satunya biasa disebut kali baru, karena sungainya terlalu berbelit – belit dan kadang jika musim hujan bisa menyebabkan banjir sehingga dibuat kali yang baru maka tak jauh dari itu kami melewati kalibaru.
Sesudah melewatinya hambatan belum selesai ternyata kami tidak bisa melewati jalan pantai karena disana sudah dibangun pembangkit listrik sehingga lambungan kamipun semakin jauh tapi setelah itu mencari jalan kepantai kembali tapi saat mencari jalan ternyata kami sudah masuk didaerah Labuan maka kamipun memutuskan untuk laporan polsek Labuan dan setelah itu kami langsung kekantor balai taman nasional ujung kulon untuk melaporkan bahwa kami sudah keluar dari Taman Nasional,
Kami melewati pantai wisata yang saat itu sedang ramai, pantai wisata tersebut pengelolaannya kurang baik. Tak jauh dari pantai wisata tersebut kami menemukan rumah yang sudah tidak dipakai disana pun kami beristirahat untuk makan siang sekitar pukul 13.00 WIB saat itupun juga hujan turun dengan derasnya. Pukul 13.30 hujanpun mulai reda, kamipun mulai melanjutkan perjalanan perjalanan kami hari ini banyak sekali mengalami hambatan karena jalan lewat pantai sering kali tertutup sehingga membuat kami melambung kejalan raya tapi untungnya jalan rayanya tidak terlalu jauh jaraknya sekitar ±100 M dari pantai, tetapi bukan hanya itu kamipun kadang disulitkan mencari jalan untuk kembali kepantai karena banyak penginapan – penginapan.
Setelah berhasil kembali kepantai tak lama kemudian kami sampai di pantai Carita tapi berhubung perjalanan kami sempat terpotong maka kami memutuskan untuk menambah rute perjalanan kami yang tadinya finish itu di pantai Carita diganti menjadi pantai Anyer. Pukul 18.00 kami memutuskan untuk beristirahat kampung Cilurah, kami disambut dengan baik disana kami beristirahat. Disana terdapat sumber air panas kamipun kami mandi secara bergiliran, rasa lelah kami agak terobati.
FINISH….FINISH….FINISH….!!!!
Rabu 15 Oktober 2008, pagi – pagi sekali kami bangun dan segera bersiap – siap kami melakukan packing, pukul 06.30 WIB perjalanan kami mulai setelah selesai sarapan yang sudah disediakan oleh istri pak RT dan setelah berdo’a. kami berpamitan dan diantarkan oleh pak RT menuju kepesisir pantai, perjalanan kami pada hari ini sangat monoton dan melelahkan karena perjalanan kami sering terhambat karena banyak vila dan hotel yang memaksa kami untuk melambung kejalan raya lalu kembali kepantai perjalanan kami terus seperti itu. Kami banyak melewati pantai wisata. Sekitar pukul 13 00 kami beristirahat untuk makan siang, kandosi kami sudah sangat kelelahan, tetapi karena kami ingin cepat cepat sampai finish rasa lelahpun kami hiraukan perjalanan kami lanjutkan pukul 13.30 perjalananpun tetap sama. Perjalanan kami terhambat karena kebanyakan bolak – balik pantai dan jalan raya meskipun jarak pantai dan jalan raya tidak jauh tetap saja memakan waktu. Tapi taka pa perjalanan kamipun terus berlanjut dan sekitar pukul 16.15 WIB kami tiba ditempat finish tepatnya di Anyer desa Cempaka kab.Serang. kami beristirahat disana sambil menikmati keadaan disekitar. Meskipun lelah tapi kegembiraan tetap kami rasakan. disana terdapat desa nelayan, tak jauh dari sana kami melihat pabrik, dan sebuah kapal besar yang sedang melaju di tengah laut. Perjalanan Ekspedisi Susur Pantai kami berakhir disini. Berhubung waktu terlalu malam kami memutuskan bermalam disana dan pulang kebandung esok paginya hari kamis tanggal 16 Oktober 2008.
Perjalanan yang kami tempuh dari di ujung kulon sampai anyer telah memberikan pelajaran bagi kami tentang alam, lingkungan , kebersamaan dan kekompakan. Hanya dengan kemauan, tekad dan kebersamaanlah yang bias mensukseskan Ekspedisi susurpantai Ujung Kulon sampai Anyer .

No comments:

Post a Comment