Secara umum, jiwa korsa dapat diartikan sebagai rasa hormat, kesetiaan, kesadaran dan semangat kebersamaan yang ditujukan terhadap sesuatu, misalnya komunitas, perusahaan, organisasi, Negara, dan lain-lain.
Masing-masing komunitas, perusahaan, organisasi, Negara, dan lain-lain selalu memiliki cara/tradisi dalam rangka membangun Jiwa Korsa bagi pengikutnya. Seperti apapun prosesnya dan bagaimanapun caranya, hasil akhir yang diharapkan tetap berpatokan pada satu hal yaitu mengutamakan kepentingan komunitas, perusahaan, organisasi, Negara, dan lain-lain di atas kepentingan diri sendiri
BHARAWANA DAN KORSA
Sejak awal didirikan, BHARAWANA menempatkan JIWA KORSA sebagai tonggak utama yang dibina dan dibentuk sejak awal seorang mahasiswa mendaftarkan diri menjadi calon anggota, yang diarahkan untuk menciptakan rasa solidaritas dan persaudaraan sesuai dengan asas organisasi BHARAWANA.
Inisiatif, tanggungjawab, loyalitas dan dedikasi menjadi formula yang diracik secara cermat dalam sebuah komposisi yang seimbang. BHARAWANA memandang, keseimbangan Komposisi pembentukan dan pembinaan dalam membangun Jiwa Korsa, sangat diperlukan, agar anggota memiliki cara pandang yang sewajarnya dan tidak menjurus ke arah Fanatisme atau Chauvinisme (menutup mata dan tidak lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk).
Beberapa hal pokok yang menjadi acuan dalam membangun jiwa korsa di BHARAWANA adalah :
RASA HORMAT
sejak masih menjadi calon anggota sudah mulai ditanamkan rasa hormat kepada Organisasi (corps) dengan memberikan pemahaman tentang menjalankan Janji Bharawana sebagai pedoman utama dalam menjalankan kehidupannya sebagai anggota Bharawana. Calon anggota juga diberi pemahaman tentang tradisi yang ada di BHARAWANA. Tradisi kekeluargaan yang dipertahankan sejak awal berdirinya
SETIA
Setia kepada Organisasi (corps) Setia kepada Janji BHARAWANA dan indoktrinasi tentang keluarga, bahwa semua anggota adalah saudara sedarah yang harus saling menjaga dan melindungi dalam situasi apapun. Doktrin Kekeluargaan terus dibangun untuk menghindari adanya hubungan yang lebih dengan sesama anggota, karena bisa berakibat pada terganggunya tatanan sosial dalam tubuh organisasi dan dapat mengganggu profesionalisme kinerja orgnaisasi
KESADARAN
Sejak masih menjadi calon anggota, diberi kesadaran akan proses untuk menjadi bagian dari keluarga besarBHARAWANA tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada proses panjang yang harus dilalui oleh semua calon anggota. Sebuah proses yang membanggakan dan pada akhirnya ada kebanggaan saat menjadi bagian dari keluarga BHARAWANA karena memang dari sekian ribu mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani, hanya ada beberapa orang yang memiliki niat kuat untuk mengikuti proses tersebut
BAGAIMANA JIWA KORSA TERBENTUK
Calon anggota BHARAWANA sudah diberikan arahan tentang BUDDY SYSTEM, yaitu sistem pertahanan dalam kelompok, di mana masing-masing individu harus saling menjaga dan membangun komunikasi dengan tujuan dapat menciptakan rasa keterikatan satu sama lain. Buddy System yang biasanya digunakan dalam dunia militer ini diterapkan sejak dini di BHARAWANA.
Aplikasi dari Buddy System ini terus berlangsung dalam setiap kegiatan pada saat perekrutan menjadi calon anggota, sampai saat mereka sudah menjadi anggota. Peningkatan skala dalam buddy system akan terjadi dengan sendirinya saat calon anggota sudah menjadi anggota baru, dan mulai diperkenalkan dengan anggota lainnya. Komunikasi mulai terjalin dan masing-masing anggota merasa perlu untuk menjaga dan meningkatkan intensitas komunikasi.
Untuk memberi kesadaran akan pentingnya Buddy System, calon anggota akan dihadapkan pada situasi di bawah tekanan saat mengikuti proses pendidikan dasar dalam bentuk Training Alam Bebas. Tekanan dilakukan oleh para Instruktur yang dipadukan dengan kondisi alam di mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Pemberian sanksi akan diberikan kepada Individu dan Kelompoknya pada setiap kesalahan yang dilakukan. Tekanan yang jauh dari tindakan perploncoan ini dilakukan dengan berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan disesuaikan dengan Kurikulum dalam pendidikan dasar calon anggota.
Rasa senasib dan sepenanggungan pada sesama peserta pendidikan dasar inilah yang menjadi landasan awal terciptanya Jiwa Korsa. Dalam kondisi di bawah tekanan mental yang memang diciptakan untuk menekan emosional calon anggota samapi titik terendah, dengan tujuan pemberian Indoktrinasi tentang falsafah, pandangan dan cara pandang organisasi, dapat masuk dan tertanam dalam memori mereka.
JIWA KORSA & LOYALITAS
Saat calon anggota sudah menjadi anggota, di mana jiwa korsa mereka mulai ditingkatkan lingkupnya dalam keluarga besar BHARAWANA, maka secara perlahan mulai terbentuklah loyalitas yang tercipta dengan sendirinya karena masing-masing individu mulai merasa bahwa BHARAWANA sudah menjadi "Rumah" untuk mereka.
Adanya rasa saling melindungi dan saling menjaga, serta adanya suasana transformasi ilmu, pengetahuan dan pengalaman diantara sesama anggota keluarga inilah yang pada akhir akan tertanamlah rasa loyal dalam diri anggota BHARAWANA.
Sambung rasa antara anggota baru dan anggota lama, dilaksanakan dalam momen-momen tertentu dan dilakukan secara rutin terutama pada saat peringatan berdirinya BHARAWANA yaitu pada tanggal 20 Oktober. Rutinitas pertemuan antara anggota lama dengan anggota baru inilah yang menjadikan BHARAWANA sebagai "Rumah" yang selalu mengundang rasa kerinduan dalam diri para penghuninya untuk kembali, sejauh apapun kaki mereka melangkah
No comments:
Post a Comment