Wednesday, February 11, 2009

Menancapkan Aren di Bumi Salada

Fakta yang mengatakan kalau luas hutan di Indonesia semakin berkurang tiap tahunnya adalah benar. Menurut data dari Greenpeace aja, luas hutan di Indonesia berkurang seluas 1 kali lapangan sepak bola setiap harinya. Data itu ditinjau berdasarkan aktifitas illegal logging atau penebangan liar alias tidak resmi alias maling kayu yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pengolah kayu. Namun nampaknya data tersebut belum termasuk aktifitas penebangan liar yang kecil-kecil seperti yang dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan.
Sebagai contoh seperti yang terjadi di hutan lindung Gunung Salada, Desa Bojongkoneng, Sentul Bogor. Masyarakat sekitar hutan lindung tersebut masih dengan bebas melakukan penebangan liar. Akibatnya perlahan namun pasti Gunung Salada menjadi gundul dan rawan akan longsor. Lebih dari itu, perbukitan gunung itu dijadikan lahan bercocok tanam, yaitu Singkong.

Aksi
Melihat kondisi tersebut, salah seorang tokoh terkemuka di Indonesia, yaitu Bpk.Letjen. Purn. Prabowo Subianto merasa prihatin. Beliau tergugah untuk mereboisasi kawasan Gunung Salada dengan tanaman Aren. Kenapa Aren?, maksudnya agar kelak setelah pohon Aren itu tumbuh besar selain menghijaukan kembali Gunung Salada, juga para penggarap lahan atau masyarakat yang menanam dapat mengambil air Nira dari Aren tersebut.
Untuk melaksanakan niat tersebut ditunjuklah Bpk. Edy Prabowo sebagai koordinator yang tugasnya menghimpun para pelaksana di lapangan. Sebagai hasilnya terjalin kerjasama dengan Bharawana . Untuk itu ditugaskanlah dua orang anggota Bharawana yaitu Abdul ‘AME’ (BW14093BHG) dan Meiki W Paendong (BW05042RD). Tugas pertama kami berdua adalah melakukan pendekatan sosial kepada para penggarap lahan sekaligus memberikan penyuluhan dan pengarahan akan arti penting hutan lindung buat masa depan. Setelah itu memberikan motivasi untuk mau menanam Aren di lahan garapan mereka.
Di lahan gundul Gn. Salada sedikitnya ada 21 orang petani penggarap. Luas lahan yang telah digarap petani sekitar 21,8 hektar. Tidak gampang memang untuk meyakinkan mereka untuk mau menanm Aren. Tapi dengan pendekatan yang intensif dan kekeluargaan, merekapun akhirnya mau menerima dan menyadari. Sebagai hasilnya, sekitar 2000 bibit Aren telah tertanam dan menghuni kawasan Gn. Salada.
Memang, masih butuh waktu sekira 5 tahun lagi sampai pohon Aren tumbuh besar dan dapat diexploitasi. Tapi yang jelas ada dua hal penting yang layak dijadikan sebagai sandaran masa depan, yaitu menyelamatkan kembalai hutan Gn. Salada dan memberikan tambahan penghasilan ekonomi bagi masyrakat sekitar hutan. Dengan begitu manusia dan lingkungan dapat hidup berdampingan dalam harmoni yang berkepanjangan. Itu sudah sepatutnya. (BW05042RD)

No comments:

Post a Comment